54 hasil ditemukan

RM Goreng Baluik Lado Hijau
4.8

RM Goreng Baluik Lado Hijau

4 ulasan
Agam

Goreng Baluik Lado Hijau adalah hidangan tradisional khas Minangkabau yang menggunakan baluik (belut) sebagai bahan utama. Belut digoreng terlebih dahulu hingga garing dan renyah di luar, lalu disiram dengan lado mudo—sambal khas Minang berbahan dasar cabai hijau, bawang, dan tomat hijau yang ditumis hingga harum. Rasa gurih dari belut berpadu sempurna dengan pedas segar dan sedikit asam dari sambal hijaunya, menciptakan sensasi rasa yang khas dan menggugah selera. Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi panas, daun singkong rebus, dan sambal tambahan, menjadikannya lauk favorit di berbagai rumah makan Padang dan warung makan tradisional Minang. Selain nikmat, baluik juga dikenal sebagai sumber protein tinggi yang dipercaya meningkatkan stamina.

Sate Manang Kabau
4.7

Sate Manang Kabau

9 ulasan
Padang

Sate Manang Kabau menawarkan pengalaman unik menikmati sate dengan sentuhan khas Minangkabau melalui tiga pilihan kuah yang menggugah selera. Pertama, kuah rendang menghadirkan rasa gurih dan pedas khas bumbu rendang yang kental dan kaya rempah, cocok bagi pencinta rasa kuat dan pekat. Kedua, kuah gulai menawarkan sensasi yang lebih ringan dengan cita rasa gurih dan creamy dari santan serta kunyit, menjadikannya pilihan yang lembut namun tetap kaya rasa. Ketiga, kuah lado baik lado hijau maupun merah memberikan sensasi pedas segar dari cabai yang diulek kasar, khas sambal Minang. Kombinasi pilihan kuah ini membuat Sate Manang Kabau tidak hanya lezat, tapi juga inovatif, dengan tetap mempertahankan identitas rasa Minangkabau.

Pondok Sup Silungkang
4.7

Pondok Sup Silungkang

3 ulasan
Sawahlunto

Sup Silungkang adalah salah satu kuliner khas dari daerah Silungkang, Sawahlunto, yang dikenal dengan cita rasa gurih, ringan, namun tetap kaya rempah. Hidangan ini berupa sup bening berisi potongan daging sapi, tulang lunak, dan lemak yang direbus hingga empuk. Kuahnya jernih namun beraroma kuat, hasil dari perpaduan rempah-rempah seperti bawang putih, jahe, daun bawang, dan merica. Sebagai pelengkap, sup ini biasa disajikan dengan bawang goreng, sejumput daun seledri, dan kerupuk merah khas Minang, menciptakan kombinasi rasa yang sederhana tapi menggugah selera. Sup Silungkang sangat populer di kalangan masyarakat lokal, terutama dihidangkan saat acara keluarga atau pertemuan komunitas. Rasanya yang hangat dan menenangkan membuatnya cocok disantap di pagi hari atau ketika cuaca dingin menyelimuti kawasan perbukitan Sawahlunto.

Sawahlunto Lihat Detail
Sate Mak Itam
4.7

Sate Mak Itam

3 ulasan
Sawahlunto

Sate Mak Itam adalah varian sate khas Sawahlunto yang sekilas mirip dengan Sate Padang, namun memiliki keunikan tersendiri. Warna bumbunya jauh lebih gelap—cenderung hitam pekat, karena menggunakan campuran rempah yang dimasak lebih lama dan sering kali ditambahkan santan kental atau kalio rendang. Teksturnya lebih kental dan berminyak dibanding kuah kuning atau merah pada Sate Padang biasa. Sate ini juga memiliki aroma gosong dan rasa yang lebih gurih-pedas, dengan sensasi "panggang arang" yang kuat. Nama "Mak Itam" sendiri berasal dari sosok penjual legendaris di stasiun kereta Sawahlunto pada masa lalu, yang membuatnya menjadi simbol kuliner khas kota tambang itu. Jadi, meskipun bahan dasarnya sama (biasanya daging sapi), cita rasa dan sejarahnya membuat Sate Mak Itam berbeda dan istimewa.

Sawahlunto Lihat Detail
Dendeng Jantung Pisang Dharmasraya
4.7

Dendeng Jantung Pisang Dharmasraya

3 ulasan
Dharmasraya

Dendeng Jantung Pisang adalah makanan khas Dharmasraya yang unik dan menggugah selera. Terbuat dari jantung pisang muda yang direbus, diiris tipis, lalu dibumbui dengan rempah-rempah khas Minang seperti cabai, bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan lengkuas. Setelah dibumbui, irisan jantung pisang ini kemudian dijemur hingga kering dan digoreng garing, menghasilkan tekstur yang renyah dengan rasa gurih-pedas khas masakan Sumatera Barat. Dendeng ini menjadi alternatif nabati dari dendeng daging, dan sering dijadikan oleh-oleh khas karena tahan lama dan mudah dibawa. Biasanya dijual dalam kemasan plastik di toko oleh-oleh seperti Dharmasraya Store atau Mata Air Mini Market di Pulau Punjung.

Dharmasraya Lihat Detail
Lompong Sagu
4.7

Lompong Sagu

3 ulasan
Dharmasraya

Lompong Sagu adalah makanan tradisional Dharmasraya yang terbuat dari adonan tepung sagu dicampur pisang, kelapa parut, dan gula aren. Dibungkus daun pisang, lalu dipanggang hingga kecokelatan. Memiliki cita rasa manis-gurih, tekstur kenyal, dan aroma daun pisang yang khas.

Dharmasraya Lihat Detail
Rendang Lokan
4.7

Rendang Lokan

3 ulasan
Pesisir Selatan

Rendang Lokan adalah varian unik dari rendang yang menggunakan lokan, sejenis kerang air tawar atau payau yang banyak ditemukan di daerah rawa dan pesisir Sumatera Barat, khususnya Pesisir Selatan. Lokan memiliki daging yang kenyal dan gurih, sangat cocok dipadukan dengan bumbu rendang khas Minang yang kaya rempah. Meskipun disebut rendang, rendang lokan memiliki perbedaan dalam hal bahan baku dan bumbu jika dibandingkan dengan rendang daging. Rendang lokan biasanya menggunakan lebih banyak santan dan tidak menggunakan ketumbar dalam bumbunya. Selain itu, rendang lokan juga seringkali disajikan dalam acara adat di Indrapura, seperti pernikahan dan acara adat lainnya.

Pesisir Selatan Lihat Detail
Lereng Kuliner Mangkuak Tampuruang
4.7

Lereng Kuliner Mangkuak Tampuruang

3 ulasan
Pesisir Selatan

Mangkuak Tampuruang adalah kue tradisional khas Minangkabau yang unik karena dicetak menggunakan tempurung kelapa (dalam bahasa Minang: tampuruang). Kue ini memiliki tampilan dua warna yang kontras dan menarik, yaitu lapisan cokelat di tengah yang berasal dari larutan gula merah, serta lapisan putih di sekelilingnya yang terbuat dari campuran santan kelapa dan tepung. Teksturnya kenyal dan lembut, dengan rasa manis yang berpadu dengan gurihnya santan. Penggunaan tempurung sebagai cetakan bukan hanya sekadar estetika, tetapi juga menciptakan aroma khas yang menambah kelezatan kue ini. Mangkuak Tampuruang umumnya disajikan dalam acara adat, kenduri, atau sebagai jajanan pasar yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Minang dalam mengolah bahan sederhana menjadi sajian yang lezat dan bernilai budaya tinggi.

Pesisir Selatan Lihat Detail
Pensi Danau Maninjau
4.7

Pensi Danau Maninjau

3 ulasan
Agam

Pensi Maninjau adalah makanan khas dari daerah Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pensi merupakan sejenis kerang air tawar berukuran sangat kecil yang hidup secara alami di dasar danau. Setelah ditangkap, pensi dibersihkan dan biasanya dimasak dengan cara ditumis menggunakan bumbu sederhana seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan daun jeruk. Rasanya gurih dan aromanya khas, sering kali disajikan dalam mangkuk kecil atau gelas plastik sebagai camilan atau lauk pendamping nasi. Karena hanya bisa ditemukan di Danau Maninjau, pensi menjadi kuliner lokal yang ikonik dan diburu wisatawan. Harganya sangat terjangkau, dan banyak dijajakan di warung-warung sederhana di sepanjang tepian danau, terutama di Nagari Maninjau dan sekitarnya. Selain lezat, pensi juga memiliki nilai budaya dan ekonomi bagi masyarakat setempat yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan dan olahannya.

Gulai Langkitang Lado Kutu
4.7

Gulai Langkitang Lado Kutu

3 ulasan
Pasaman Barat

Gulai Langkitang adalah hidangan tradisional khas Minangkabau yang sangat populer di Pasaman Barat, Sumatera Barat. Langkitang sendiri merupakan sebutan lokal untuk siput air tawar kecil yang biasa ditemukan di sawah atau pinggiran danau. Dalam penyajiannya, langkitang dimasak bersama santan kental dan bumbu khas Minang seperti kunyit, bawang, cabai hijau, serai, daun jeruk, dan lengkuas. Kombinasi bumbu ini menghasilkan kuah gulai yang gurih, pedas segar, dan beraroma harum. Ciri khas dari gulai langkitang adalah cara makannya yang unik. Karena siput masih berada dalam cangkangnya, dagingnya disedot keluar saat disantap. Sensasi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner tradisional. Teksturnya yang kenyal dan rasa kuahnya yang kaya membuat gulai ini cocok dinikmati dengan nasi panas dan kerupuk kulit (jangek). Selain menjadi santapan sehari-hari, gulai langkitang juga sering disajikan dalam acara adat atau hari besar, menjadikannya bagian penting dari identitas kuliner masyarakat Pasaman Barat.

Pasaman Barat Lihat Detail
WavePark Resort Mentawai
4.7

WavePark Resort Mentawai

3 ulasan
Mentawai

Anggau Siboik-boik adalah salah satu makanan khas Mentawai yang terbuat dari anggau, yaitu kepiting endemik yang hidup di perairan sekitar Kepulauan Mentawai. Hidangan ini cukup langka dan bernilai budaya tinggi karena hanya tersedia di daerah tertentu dan sering dihidangkan dalam acara khusus atau sebagai sajian spesial bagi tamu. Kepiting anggau ini dimasak secara sederhana, biasanya direbus atau dibakar, tanpa bumbu berlebihan agar cita rasa aslinya tetap terasa. Dagingnya dikenal lebih manis, lembut, dan gurih dibandingkan kepiting biasa. Sementara "siboik-boik" dalam bahasa Mentawai berarti kecil-kecil, jadi nama Anggau Siboik-boik bisa diartikan sebagai kepiting kecil khas Mentawai, walau rasanya jauh dari sederhana. Makanan ini sering disajikan bersama sagu bakar atau subbet, menambah kesan tradisional dan alami. Karena ketersediaannya terbatas, Anggau Siboik-boik menjadi kuliner istimewa yang wajib dicoba kalau berkunjung langsung ke Mentawai. Banyak wisatawan dan food blogger yang menyebutnya sebagai “harta karun tersembunyi” dari lautan Mentawai.

Pangek Pisang  Warung Adzkia
4.7

Pangek Pisang Warung Adzkia

3 ulasan
Solok Selatan

Pangek Pisang adalah makanan tradisional khas Solok Selatan, Sumatera Barat, yang unik karena memadukan cita rasa manis, gurih, dan sedikit asam dalam satu hidangan. Makanan ini terbuat dari pisang kepok matang yang dimasak dalam kuah santan kental, dicampur dengan bumbu tradisional seperti kunyit, lengkuas, daun salam, dan garam. Berbeda dengan kudapan pisang pada umumnya yang digoreng atau dibakar, pangek pisang dimasak dengan cara "dipangek", yaitu direbus perlahan dalam kuah santan berbumbu hingga meresap sempurna. Hasilnya adalah pisang yang lembut, beraroma harum, dan memiliki rasa gurih manis yang khas. Beberapa versi lokal menambahkan asam kandis untuk memberikan sedikit rasa segar dan seimbang. Pangek pisang biasanya disajikan dalam acara adat, kenduri, atau sebagai sajian spesial saat hari besar.

Solok Selatan Lihat Detail