54 hasil ditemukan

Ladu Arai Pinang Tasya
0 ulasanArai Pinang Tasya adalah tempat oleh oleh kue kering tradisional khas Payakumbuh yang berbentuk pipih melengkung seperti irisan buah pinang, sesuai namanya. Camilan ini terbuat dari bahan sederhana seperti tepung beras, kelapa parut, dan sedikit gula atau garam, lalu digoreng hingga kering dan renyah. Teksturnya renyah dan ringan, dengan rasa gurih khas kelapa yang membuatnya cocok dijadikan teman minum teh atau kopi. Arai Pinang sering dijual dalam kemasan plastik bening atau toples, dan banyak dijadikan oleh-oleh khas Payakumbuh karena awet dan mudah dibawa.

RM & Restoran Angin Berembus Spesifik Pangek Simawang
0 ulasanPangek Simawang adalah masakan tradisional khas Nagari Simawang, Tanah Datar, Batusangkar, Sumatera Barat. Hidangan ini terkenal karena cita rasanya yang kaya rempah dan kuah kental berwarna kuning yang menggoda. Pangek Simawang biasanya menggunakan ikan air tawar seperti ikan mas atau ikan nila, yang dimasak tanpa santan bersama bumbu khas Minang seperti kunyit, lengkuas, bawang, cabai, dan asam kandis. Proses memasaknya dilakukan secara perlahan hingga bumbu meresap sempurna ke dalam daging ikan. Cita rasa asam, gurih, dan pedas berpadu harmonis, menciptakan sensasi rasa yang khas dan otentik. Pangek Simawang sering dihidangkan sebagai lauk utama dalam acara keluarga atau kenduri adat di wilayah Tanah Datar.

Sate Didong Ade
0 ulasanSate Didong Ade dari Tanah Datar menawarkan sensasi rasa yang berbeda dibandingkan dengan Sate Padang yang lebih dikenal luas. Jika Sate Padang khas pesisir hadir dengan kuah kental berwarna kuning atau merah yang dibuat dari tepung beras dan kunyit, serta aroma rempah yang tajam, maka Sate Didong Ade punya pendekatan yang lebih lembut namun tetap kaya rasa. Daging sapi yang dibakar disiram dengan kuah santan berbumbu lengkap—seperti lengkuas, cabai, bawang, dan jahe—yang menghasilkan rasa gurih pedas dengan sentuhan manis yang khas. Tak hanya soal rasa, teksturnya pun berbeda: kuah Sate Didong Ade lebih berminyak dan meresap, sementara kuah Sate Padang cenderung lebih kental dan menggumpal. Perbedaan ini bukan hanya soal bumbu, tapi juga soal karakter: Sate Padang mencerminkan gaya masak pesisir yang kuat dan berani, sedangkan Sate Didong Ade mewakili kehangatan dan kelezatan masakan dataran tinggi Minang.

Lapau Salero Sarapan Pagi Yanti Spesifik Rendang Pucuk Ubi
0 ulasanRendang Pucuk Ubi adalah hidangan khas Sijunjung, Sumatera Barat, yang memadukan kelezatan rempah rendang dengan kesederhanaan pucuk daun singkong muda. Berbeda dari rendang daging yang lebih umum, rendang ini menggunakan pucuk ubi sebagai bahan utama yang dimasak perlahan bersama santan kental, cabai, bawang, lengkuas, serai, dan aneka rempah khas Minang. Proses memasaknya yang memakan waktu lama membuat bumbu benar-benar meresap dan menghasilkan tekstur pucuk ubi yang empuk serta kaya rasa. Cita rasanya gurih, pedas, dan sedikit smoky, sangat cocok disantap dengan nasi hangat. Rendang Pucuk Ubi bukan hanya makanan sehari-hari masyarakat Sijunjung, tetapi juga simbol kearifan lokal dalam mengolah bahan sederhana menjadi sajian istimewa yang sarat cita rasa dan nilai budaya.

Kalamai Urang Awak
0 ulasanKalamai adalah salah satu kudapan tradisional khas Sijunjung, Sumatera Barat, yang memiliki tekstur kenyal, lengket, dan rasa manis legit. Terbuat dari campuran ketan, santan, dan gula aren, kalamai dimasak dalam waktu lama dengan diaduk terus-menerus hingga mengental dan berubah warna menjadi cokelat gelap mengilap. Proses memasaknya yang panjang dan membutuhkan kesabaran menjadikan kalamai bukan hanya makanan, tetapi juga bagian dari tradisi gotong royong masyarakat sering kali dibuat bersama-sama menjelang acara adat atau hari besar. Aromanya harum, rasanya manis khas gula aren, dan daya tahannya cukup lama tanpa bahan pengawet. Kalamai bukan sekadar camilan, tetapi simbol kekompakan dan warisan budaya kuliner yang masih dilestarikan masyarakat Sijunjung hingga kini.

RM Godok Obuih Lubuk Tarok
0 ulasanGodok Obuih adalah makanan tradisional khas Lubuk Tarok, Sijunjung, Sumatera Barat, yang biasanya disajikan sebagai kudapan atau pelengkap sarapan. Nama "godok" berarti digoreng, sementara "obuih" merujuk pada bahan dasarnya, yaitu ubi kayu atau singkong. Makanan ini dibuat dari parutan ubi yang dicampur dengan kelapa parut, gula merah, dan sedikit garam, lalu dibentuk bulat pipih dan digoreng hingga berwarna keemasan. Teksturnya renyah di luar namun lembut di dalam, dengan rasa manis alami dari gula merah dan aroma harum dari kelapa. Godok Obuih sering disajikan dalam suasana kekeluargaan, seperti saat bersantai sore atau menjamu tamu, dan menjadi simbol kesederhanaan sekaligus kehangatan kuliner khas masyarakat Lubuk Tarok.